Kelangkaan Daging Sapi Mengancam Jakarta

Pasokan daging sapi di kota Jakarta semakin dirasakan kehilangannya. Masalah tersebut menyebabkan puluhan ribu pedagang daging, terancam tutup akibat harga daging sapi yang semakin lama semakin merangkak naik. Ketua Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya, Sarman Simanjorang, mengatakan gejolak harga daging sapi ini sudah terjadi beberapa kali.Namun Kementerian Pertanian tetap bersikeras pada data yang dimiliki bahwa daging sapi lokal tersedia dan mampu memenuhi kebutuhan pasar.

“Yang paling merasakan dampaknya adalah DKI Jakarta karena supply daging sapi untuk Jakarta 100 persen dari luar Jakarta baik lokal maupun import, karena Jakarta tidak memiliki sarana peternakan dan penggemukan,” ujar Sarman di Jakarta, Minggu (18/11/2012).

Ia menjelaskan gejolak harga daging sapi terjadi ketika pemerintah memangkas kuota daging sapi import secara radikal yang pada tahun 2011 yang diukur dengan timbangan mencapai berat 100 ribu ton, tahun 2012 menjadi 34 ribu ton. Sarman mengatakan, KDS Jakarta Raya, Februari 2012 lalu sudah mengkritisi Pemerintah agar angka tersebut dievalusi dan dilakukan penambahan kuota daging import karena dipastikan kuota tersebut tidak akan mencukupi.

Akan tetapi, menurut Sarman, yang dilakukan hanya memajukan kuota dari semester II ke semester I sebesar 5.600 ton,sehingga sisa kuota untuk semester II Juli sampai dengan Desember sebesar 8.200 ton. Melihat kenyataan di lapangan bahwa industri olahan terancam kekurangan pasokan, Kementerian Pertanian menambah kuota daging sapi import sebesar 7.500 ton khusus untuk industri olahan sampai bulan Desember.

“Sedangkan penambahan kuota untuk bidang usaha Hotel, Restoran, Catering, Cafe (Horeca) dan UKM sampai saat ini tidak kunjung ditambah, inilah yang membuat gejolak harga terjadi lagi karena kenyataanya ketersediaan daging lokal jauh dari harapan,” jelasnya.

Sarman mengatakan, KDS Jakarta Raya meminta kepada Pemerintah agar segera melakukan penambahan kuota daging import sebesar 15.000 ton sampai Desember mendatang untuk kebutuhan Hoteca, UKM dan stock menjelang Natal dan Tahun Baru. Apabila penambahan daging sapi import tidak dilakukan segera, dikhawatirkan menjelang natal dan tahun baru harga daging sapi bisa menembus angka Rp 125 ribu per kilogram.


“Tentu saja ini akan memberatkan masyarakat. KDS akan memperjuangkan kembali kuota daging sapi import untuk DKI Jakarta sebesar 50.000 ribu ton per tahun,” ujarnya.

Dalam waktu dekat KDS Jakarta Raya akan menjadwalkan pertemuan dengan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terkait hal ini ini. Tujuannya agar ada surat permintaan resmi ke Menteri Pertanian. “Kami akan yakinkan pak Jokowi karena menyangkut nasib rakyat kecil usaha UKM di DKI Jakarta,” tandasnya.